Sapiens

Sapiens adalah karya Yuval Noah Harari yang jadi best seller internasional versi Amazon.com, kategori sejarah dunia, best seller versi Sunday Times, Top best seller versi New York Times, juga pemenang Wenjin Book Award 2015, National Library of China.  Buku yang telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa ini akan mengajak kita melihat masa lalu, sejarah umat manusia mulai dari Homo Rudolfensis, Homo Erectus, Homo Neanderthal, hingga Sapiens. Dengan gamblang, Yuval menceritakan perilaku dan aktifitas mereka dengan pendekatan historis dan kajian ilmiah.

Tiga Revolusi penting yang membentuk jalannya sejarah; Revolusi kognitif mengawali sejarah sekitar 70.000 tahun lalu. Revolusi Agrikultur mempercepat sekitar 12.000 tahun lalu, dan Revolusi saintifik yang baru mulai berjalan 500 tahun lalu, kemungkinan akan mengakhiri sejarah dan memulai sesuatu yang benar-benar berbeda (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 3).

Bagian Satu; Revolusi Kognitif

Ditandai dengan kemampuan luar biasa Sapiens, yang menjadikannya unggul dari homo yang lain, yakni kemampuan berkomunikasi secara integral dalam jumlah banyak. Kawanan simpanse, gajah, dan singa juga bisa berkomunikasi dengan kawanan yang lain, tapi dalam batas tertentu dan juga tidak efisien. Kawanan simpanse bisa saling berkomunikasi, misalnya informasi bahwa hati-hati ada singa, dengan itu mereka menghindar. Tapi tidak jarang diantara mereka yang mati karena terlambat lari. Sapiens bukan hanya bisa berkomunikasi bahwa ada singa, hati-hatilah! Tapi lebih dari itu, mereka bisa membaca bahwa pada waktu tertentu singa-singa berkeliaran di daerah sini, kita harus mengatur waktu agar tidak bertemu dengan kawanan singa. Kemampuan berbahasa dan berbagi informasi itulah yang menjadi ciri khas homo sapiens, dan memberinya keunggulan krusial atas spesies-spesies manusia lainnya. Hal itu juga yang menjadikan sapiens bisa membangun hubungan integral, bertukar anggota, berburu bersama, bertukar kemewahan, membuat aliansi politik, dan merayakan perayaan keagamaan (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 55).

Kepunahan Spesies lain disebabkan oleh beberapa hal. Cuaca ekstrem, binatang buas, serta makanan adalah sebagian kecil sebabnya. Kemampuan otak sapiens memungkinkan mereka untuk bertahan hidup. Keahlian-keahlian seperti mengetahui mana makanan yang menyehatkan dan mana yang membuat sakit, mereka tahu bagaimana menggunakan yang lain selain pengobatan. 

Pengetahuan tentang perilaku binatang, tanda-tanda perubahan cuaca, dan pengetahuan tentang alam lainnya. Itulah mengapa Sapiens sebagai penjelajah dapat bertahan hidup. Secara kolektif manusia memang memiliki pengetahuan yang lebih jauh dari kawanan kuno. Namun, pada level individual, para penjajah kuno adalah orang yang paling berpengetahuan dan paling terampil dalam sejarah (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 58).

Menjelang Revolusi kognitif, manusia dari semua spesies hidup secara eksklusif di hamparan tanah Afro-Asia. Lautan dalam mengelilingi tanah afro-asia menjadi pembatas paling besar. Homo sapiens berada pada titik siap mengakhiri kesuburan biologis ini. Menyusul Revolusi kognitif, sapiens mendapatkan teknologi , kemampuan organisasional, dan bahkan visi yang diperlukan untuk keluar dari Afro-Asia dan mendiami dunia luar (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 74).

Akhirnya Sapiens dari kepulauan Indonesia mengembangkan masyarakat pelayaran pertama sekitar 45.000 tahun lalu. Mereka membangun perahu dan mengendalikannya . Kemampuan-kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menjangkau dan mendiami Australia. Selain ini adalah perjalanan paling penting dalam sejarah Homo Sapiens, berhasilnya sapiens dari Indonesia keluar dari wilayah Afro-Asia dan menduduki Australia, Homo sapiens merangkak ke puncak dalam rantai paling mematikan dalam sejarah planet bumi. Asumsi itu diperkuat oleh fakta-fakta yang diperlihatkan oleh para ahli, bahwa kepunahan sebagian besar megafauna yang menghuni dataran Australia.

Pada masa revolusi kognitif, planet bumi adalah rumah bagi sekitar 200 genera mamalia besar darat yang beratnya di atas 50 kilogram. Pada saat Revolusi Agrikultur, hanya sekitar 100 yang tersisa. Homo Sapiens mendorong kepunahan setengah binatang besar planet ini jauh sebelum manusia menemukan roda, tulisan, atau alat-alat besi (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 85). Kesimpulannya bahwa Homo Sapiens adalah pemicunya terjadinya bencana ekologis terbesar di planet ini.

Bagian Dua; Revolusi Agrikultur

Ditandai dengan kemampuan bercocok tanam dan kemampuan di bidang peternakan, semua ini berubah sekitar 10.000 tahun lalu, ketika Sapiens mulai menghabiskan waktu seluruh waktu dan usaha mereka untuk memanipulasi kehidupan beberapa spesies binatang dan tumbuhan. Dari fajar sampai terbenamnya matahari, manusia menabur benih, menyirami tanaman, menyiangi rumput dan tanah, dan menggiring domba-domba kepadang rumput terbaik. Pekerjaan ini mereka pikir akan menyediakan lebih banyak buah, biji-bijian, dan daging. Itulah revolusi dalam cara hidup manusia (Yuval Noah Harari, Sapiens, hlm 91).

Dulu para ahli menyebutkan bahwa revolusi agrikultur adalah lompatan berfikir manusia yang paling brilian. Faktanya itu adalah kebohongan sejarah. Karena berdiam diri di suatu wilayah tertentu, menjaga gandum dan domba-domba, mengakibatkan sapiens menjadi pemalas. Di sisi yang lain alih-alih disebut sebagai lompatan berfikir manusia, sapiens kemudian menjelma menjadi manusia keji kepada spesies lain. Contoh babi-babi piaraan di Papua Nugini di potong hidungnya bahkan dibutakan matanya dengan dalih agar tidak bisa lari keluar kandang. Unggas yang mestinya mencapai usia maksimal 5-6 tahun mati lebih awal, karena kandang dan makanan yang tidak sehat. Karena bercocok tanam dan beternak membutuhkan lahan yang luas, Sapiens bertempur untuk berebut lahan. Kelompok yang kuat akan memenangkan perang. Revolusi Agrikultur disebut sebagai penanggung jawab matinya 15% sampai 25% kaum lelaki diawal berkembangnya. Lalu atas fakta itu, masih bisakah revolusi agrikultur disebut sebagai lompatan berfikir Sapiens?

Bagi masyarakat agrikultur, masa depan adalah beban pikiran. Mereka harus jelih menyimpan bahan makanan, mengingat hasil produksi pertanian sangat tergantung pada cuaca. Cuaca yang dingin juga bisa jadi sebab matinya ternak. Bahkan lebih jauh, kaitannya dengan ekonomi dan budaya, hasil produksi pertanian dijadikan sebagai komoditi untuk menghidupi politik, seni dan filsafat, raja dan para pendeta. Dengan fakta ini masih bisakah disebut revolusi agrikultur adalah lompatan berfikir manusia?

Memahami sejarah pasca revolusi agrikultur amat penting, dan diskursus panjangnya bermuara pada satu pertanyaan tuggal , bagaimana manusia mengorganisasi diri dalam jaringan-jaringan kerjasama massal,.ketika mereka tak punya naluri biologis yang diperlukan untuk memelihara jaringan-jaringan seperti itu? Jawaban singkatnya adalah manusia menciptakan tatanan yang diimajinasikan dan merancang aksara-aksara. 


Bagian Ketiga; Penyatuan Manusia

Pada milenium ke-1 Masehi muncul 3 tatanan universal potensial, yang untuk kali pertama penganutnya bisa membayangkan seluruh dunia dan seluruh ras manusia sebagai satu kesatuan tunggal yang diatur oleh seperangkat hukum tunggal. Setiap orang adalah "kita" , paling tidak secara potensial. Tidak ada lagi "mereka".Tatanan universal pertama yang muncul adalah ekonomi : tatanan moneter. Tatanan universal kedua adalah politik : tatanan imperium. Tatanan universal ketiga adalah agama : tatanan agama-agama universal seperti Buddha, Kristen, Islam.

Berikut adalah penjelasan ringkas tentang bagaimana umat manusia terunifikasi oleh 3 aspek tersebut di atas.

1. Tatanan moneter. 

Uang Bukanlah fisik koin atau uang kertas. Uang adalah segala orang yang bersedia menggunakan untuk merepresentasi secara sistematis nilai benda untuk tujuan pertukaran barang dan jasa. (Sapiens, hlm 210)

Mitos bersama tentang uang sebagai alat tukar sangat penting. Tanpa adanya mitos bersama itu, aktivitas jual beli tidak akan bisa terjadi. Uang merupakan ciptaan manusia yang sangat menakjubkan. Semua orang yang bahkan belum saling kenal bisa bekerjasama untuk proyek tertentu, asalkan didalamnya ada kesepakatan tentang keuntungan. Baik itu berupa koin emas, koin perak, kerang, kain wold, dan masih banyak lagi jenis uang darimasa kemasa.

Pun selama ribuan tahun, para filsuf , pemikir, dan nabi mencela uang, dan menyebutnya akar dari semua kejahatan. Boleh setuju boleh tidak, uang juga adalah puncak toleransi manusia. Uang lebih berpikiran terbuka ketimbang bahasa, hukum negara, norma budaya, keyakinan religius, dan kebiasaan-kebiasaan sosial. (Sapiens, hlm 219)

2. Tatanan Politik : Imperium

Imperium adalah sebuah tatanan politik dengan dua karakteristik penting. Pertama, memiliki kualifikasi untuke sebutan yang anda pakai untuk berkuasa atau sejumlah signifikan masyarakat yang berbeda-beda, masing-masing memiliki identitas kultural yang berbeda dan satu wilayah yang terpisah. (Sapiens, hlm 224)

Tidak ada batas wilayah atau jumlah penduduk dalam tatanan Imperium, imperium dicirikan oleh perbatasan yang fleksibel dan gairah secara potensial tidak terbatas. Penguasaan suatu imperium terhadap bangsa lain tidak melulu melalui jalan perang dan darah, ideologi politik, HAM , sosialisme, serta ideologi lain juga merupakan suatu jalan yang sifatnya lebih Soft.

Pada masa kita "imperialis" menempati urutan kedua dibawah "fasis" dalam leksikon kata-kata umpatan politik. Konotasi negatif selalu dilekatkan pada kata imperium. Faktanya, Imperium telah menjadi bentuk paling umum didunia dari organisasi politik selama 2.500 tahun terakhir.

Bangsa-bangsa yang berada dalam kekuasaan imperium raksasa mendapat keuntungan besar. Stasiun kereta api Chhatrapati Shivaji di Mumbai misalnya. Atau stasiun Victoria Bombay, merupakan peninggalan imperium inggris pada abad 19. Keberadaan stasiun ini mempermudah dan mempercepat stabilitas ekonomi di India.

Umat manusia terunivikasi oleh imperium raksasa dengan ideologi politik dan kultural yang mereka miliki. Misalnya imperium islam di Indonesia yang banyak membawa pengaruh positif, Inggris di india, dan masih banyak lagi.

3. Tatanan Agama.

Kini agama sering dipandang sebagai sumber diskriminasi, perselisihan, dan perpecahan. Namun, sesungguhnya agama telah menjadi pemersatu terbesar ketiga bagi manusia, selain uang dan imperium. (Sapiens, hlm 247)

Agama diyakini sebagai sebuah norma atau nilai universal yang dirancang oleh satu otoritas absolut dan mahatinggi sehingga menjamin stabilitas sosial. Olehnya itu agama mesti memiliki dua kualitas, pertama ia harus menopang sebuah tatanan universal manusia super, yang selalu benar dimanapun. Kedua, agama harus menekankan pada penyebaran keyakinan ini kepada setiap orang. Dengan kata lain, ia harus universal dan misioner. (Sapiens, hlm 248)

Di masa depan umat manusia akan tersatukan dalam dua agama besar. Yang satu agama baik dan yang satu agama jahat. Keduanya akan beradu kekuatan, untuk membuktikan klaiman bahwa mereka adalah yang paling baik diantara umat beragama.

Jauh sebelum itu, sekitar 1500 SM dan 1000 Sm, seorang nabi bernama Zoroaster (Zarahustra). Memandang dunia sebagai pertarungan kosmis antara dewa baik Ahura Mazda dan dewa jahat Angra Mainyu. Manusia harus membantu dewa baik dalam pertarungan itu.

Terlepas dari apakah agama tertentu mampu mewujudkan kesejahteraan sosial atau tidak seperti cita-citanya, tapi agama mempersatukan manusia dalam upaya membangun tatanan Imajiner mereka bersama. Tidak hanya sampai disitu agama kemudian menjadi imperium baru ditengah imperium-imperium yang berkembang, dan pelakunya adalah kaum fundamentalis agama.

Bagian Empat; Revolusi Saintifik

1. Produk awal sains

Selama ribuan tahun manusia hanya bisa melihat bulan dan hidup bersama makhluk mikroskopis tanpa mengetahuinya. Sains membuat manusia menginjak bulan pada 20 juli 1969. Dan pada tahun 1674 M manusia mampu melihat makhluk mungil bergerak dalam setetes air melalui mikroskop atas hasil fikir Anton van Leeuwenhoek. Proses historikal ini dikenal sebagai Revolusi Saintifik.

2. Sains dan kekuatan militer

Pada 1620 , Francis Bacon menerbitkan Manifesto Saintifik berjudul The New Instrumen. Pengetahuan adalah kekuatan. Pengetahuan bukan apakah dia benar, tapi apakah dia memperkuat kita. Perang panjang dengan pedang menyita waktu lama, imperium besar dengan ilmuan membuat senjata mematikan dengan sains, dan mengakhiri perang. Kita menolak lupa, Nagasaki dan Hiroshima rata oleh kegilaan sains. Yuval menyebut bahwa Perang adalah produk sains.

3. Produk termahal

Proyek Gilgamesh adalah proyek sains untuk melawan kematian. Kaum agamawan lebih suka memaknai mati ketimbang melawannya. Mati dalam pandangan sains hanyalah kesalahan teknis. Tahun 1199 raja Richard yang perkasa terkena panah di bahunya. Awalnya hanya luka kecil, namun dia mati akibat ganggren (pembusukan). Sains modern telah menemukan antibiotik untuk luka, sehingga tidak perlu lagi amputasi daging untuk menyelamatkan nyawa seperti yang dilakukan tahune 1815. Proyek terkemuka sains adalah memberi manusia kehidupan abadi.

4. Sains dan Imperium

Ada hal unik yang membedakan Eropa dengan peradaban lain. Kenapa Eropa begitu perkasa dengan sainsnya? China, Persia, Amerika, dan imperium besar lainnya hanya berkeliling dunia untuk mendapatkan pengetahuan, sementara bagi bangsa Eropa yang paling penting adalah penaklukan atas tanah yang didatanginya. Bagi bangsa Eropa modern, membangun sebuah imperium adalah proyek saintifik, sementara membangun sebuah disiplin ilmu pengetahuan adalah sebuah proyek imperium.

5. Puncak Revolusi Saintifik

Sapiens awalnya tidak bisa melakukan apa-apa. Revolusi demi revolusi mengantar sapiens menemukan banyak hal. Menciptakan robot hingga menjadi abadi. Tapi tak seorangpun tahu kemana kita akan menuju.

Pemikiran Yuval menyimpang dari pemikiran kebanyakan orang. Tapi apakah kita akan mengatakan bahwa yuval salah? Tentu tidak. Otentisitas sejarah yang ditampilkan dalam buku ini sangat mengagumkan, karena ini juga Rocky Gerung bilang kitab suci itu fiksi dan Cania bilang LGBT itu sah-sah saja.

Kerancuan ini harus segera dipatahkan, kita seperti kembali dizaman Yunani Kuno, dimana kaum sofis dengan argumentasinya yang menyesatkan mempengaruhi prilaku masyarakat Yunani. Yang kita butuhkan adalah lahir Socrates baru.

Posting Komentar

0 Komentar