Keajaiban Seribu Dinar

Sama seperti resensi-resensi saya sebelumnya mengenai pentingnya otak kanan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu tentang bagaimana internet dapat mendangkalkan cara berfikir kita, cara mengaktifkan otak kanan manusia, terapi berfikir positif, dan berani bangkit berani menang, maka resensi kali ini akan berhubungan dengan tulisan sebelumnya.

Resensi buku kali ini berjudul “Keajaiban Seribu Dinar: Menyingkap Keajaiban Rezeki dengan Kecerdasan Otak Kanan Berdasarkan Al-Qur’an”, karya Miftahur Rahman el-Banjary, MA. Buku ini adalah sebuah formulasi untuk membangun mindset tentang bagaimana memahami rezeki dengan potensi yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita, diantaranya adalah potensi hati dan otak kanan. Dua potensi ini sangat erat hubungannya dengan peningkatan rezeki.

Sumber Potensi Rezeki Tanpa Batas

Kita semua memiliki potensi dahsyat yang terpendam dalam diri kita masing-masing. Dengan potensi tersebut, kita bisa menjadi pribadi yang unggul. Bahkan, jika potensi tersebut terus diasah dan dilejitkan, tidak mustahil akan menjadi sebuah prestasi dan kesuksesan yang mengagumkan (Miftahur Rahman el-banjary,Ma, Keajaiban Seribu Dinar, hal XXIII).

Terdapat empat potensi dasar yang sudah Tuhan berikan kepada kita;
- Potensi otak; agar kita dapat berfikir kritis dan kreatif
- Potensi hati; agar kita dapat merasakan empati terhadap sesama, serta bisa menangkap sinyal-sinyal petunjuk Tuhan
- Potensi fisik; agar kita dapat bekerja dan berusaha dengan optimal.
- Potensi roh; agar kita selalu termotivasi untuk terus maju dan mencapai prestasi maksimal.

Semua potensi ini sudah ada dalam diri kita masing-masing. Tugas kita adalah mengaktifkan potensi tersebut.

The Power of Think Thousand Dinar

Jika anda ingin kaya, berpikirlah tentang kekayaan. Berpikirlah seperti orang kaya. Berpikir seperti orang kaya, bukanlah berpikir untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, akan tetapi di sini kita dituntut untuk memberi sebanyak-banyaknya, bermanfaat semanfaat-manfaatnya. Sebab selama kita hanya berfikir bagaimana mendapatkan, mengambil, meminta, dan mengumpulkan saja ,maka cara berfikir seperti ini masih dianggap cara berfikir miskin. Kekayaan tidak diukur dari seberapa banyak harta kekayaan yang kita kumpulkan. Akan tetapi, seberapa banyak yang kita berikan kepada orang lain yang membutuhkan.

The Power Sedekah

Mengapa harus dengan sedekah? Sebab sedekah memiliki powerful energy yang mahadahsyat. Di dalam sedekah terdapat keridhaan Tuhan, panjatan doa-doa dari para malaikat, keberkahan dari doa para Nabi, serta panjatan doa kebaikan dan kebahagiaan dari para penerima sedekah. Semua energi tersebut terkumpul menjadi sebuah kekuatan energi positif superpower yang luar biasa untuk menggantikan energi negatif yang anda rasakan. Energi ini dalam bahasa agama disebut keberkahan (Miftahur Rahman el-Banjary, MA, Keajaiban Seribu Dinar. hal 97).

Memantaskan Diri

Berusahalah! Jangan hanya menadahkan tangan ke langit! Sesungguhnya Tuhan tidak akan pernah menurunkan emas dan perak dari langit

“Sayyidina Ali”

Kebanyakan kita hanya sibuk berdoa, akan tetapi tidak mempersiapkan apa yang seharusnya kita lakukan sekiranya Tuhan memberikan kekayaan kepada kita. Kita sangat yakin bahwa Tuhan Maha Mendengar, Tuhan Maha Mengabulkan semua doa dan permohonan, tapi kita jarang mempersiapkan dan menyongsong kedatangan kesuksesan tersebut.

Jadi, kepantasan menjadi standarisasi bagi Tuhan untuk mengabulkan atau menolak doa-doa dan permohonan kita. Sekali lagi, satu hal yang perlu diingat baik-baik adalah saat anda berharap sesuatu, pada saat yang sama pula anda harus memantaskan diri anda untuk mendapatkannya. Misalnya kita minta jabatan, tapi kita masih belum bisa amanah. Minta jodoh, tapi masih belum bisa memberi nafkah. Minta pekerjaan, tapi masih belum mau kerja keras. Lantas bagaimana mungkin Tuhan memberikan kesuksesan, sedangkan kita belum mempersiapkan seberapa pantaskah diri kita menerima kesuksesan tersebut? (Miftahur Rahman el-Banjary, MA: Keajaiban Seribu Dinar. hal 21).

Posting Komentar

0 Komentar