Dunia Anna

Buku ini ditulis oleh Jostein Gaarder dengan judul Dunia Anna, sebuah novel filsafat semesta. Diterjemahkan oleh Irwan Syahrir, penerbit Mizan , yang berisi 244 Halaman. Dunia Anna adalah buku novel filsafat yang fenomenal di kalangan Remaja. Buku yang serupa dengan Dunia Sophie ini, mengambil tema filsafat alam. 

Mengupas tentang bumi dan alam, buku ini menceritakan seorang gadis kecil yang usianya hampir genap 16 Tahun. Gadis yang peduli terhadap pemanasan global, kepunahan flora dan fauna, dan cara menanggulangi kerusakan alam. Dalam tulisan Jostein Gaarder, Anna merupakan sosok gadis yang menjalani proses kedewasaannya berbeda dengan gadis remaja pada umumnya. Anna mempunyai kelebihan di mana dia mempunyai “penglihatan” dan fantasi-fantasi yang liar. Anna adalah sosok gadis yang senang berimajinasi.

Secara garis besar, novel ini menjelaskan tentang bagaimana keresahan Anna terhadap bumi yang tiap tahun berganti wajah. Gadis kecil yang menjadi saksi bisu terhadap rusaknya semesta karena ulah manusia, mengkritisi perubahan-perubahan bentuk bumi dengan cara memikirkan cara-cara yang bisa dia lakukan agar bumi tetap eksis. Melihat dunia ini semakin berubah wajah, tentunya kita sebagai generasi milenial akan sedih. Apakah anak cucu kita nantinya bisa mewarisi dunia tanpa pohon? Tanpa rumah? Dan keadaan Alam yang buruk? Tentunya tidak, olehnya itu Jostein Gaarder menuliskan segala keresahan yang ia pikirkan melalui novel ini, yang bisa dinikmati berbagai kalangan.

Novel dan Pesan Kerusakan Lingkungan 

Berbagai gambaran yang dituliskan dalam novel ini akan terjadi, apalagi jika melihat kondisi bumi saat ini yang benar-benar telah rusak oleh perbuatan manusia sendiri. Telah lama kita diingatkan akan dampak dari pemanasan global. Hal ini bermula dari sebuah temuan di tahun 2012 oleh satelit Badan Antariksa Amerika Serikat NASA yang mengambarkan bahwa es di Greenland meleleh secara cepat dan ekstrim. Pelelehan es memang biasanya terjadi secara cepat dan dalam cakupan wilayah luas. Pelelehan es bahkan terjadi di wilayah yang belum pernah dilihat sebelum jangka waktu yang panjang. Melelehnya es adalah salah satu dampak dari adanya perubahan iklim. 

Sampai di sini, kita diperhadapkan pada pertanyaan, apa yang terjadi jika seluruh es mencair kelak? Jostein menggambarkan situasi masa depan di Dunia Anna. Jostein melalui Dunia Anna mengajak kita merenungkan eksitensi manusia dengan alam semesta. “Manusia mungkin adalah satu-satunya makhluk hidup di seluruh jagat raya yang memiliki kesadaran universal, sebuah sensasi yang tak terperi atas keleluasan dan kemisteriusan alam semesta, tempat kita menjadi bagiannya.

Jadi, menjaga kelestarian sumber kehidupan di planet ini bukan hanya sebagai kewajiban global. Itu adalah sebuah kewajiban kosmik (hal 102). Kita semua memainkan peran kosmik, kata Jostein. Bahkan bakteri kecil yang tampak remeh pun memberi makna pada alam semesta. “Pada seratus tahun lalu, bumi ini masih begitu memesona. Namun, dalam abad ini bumi telah kehilangan pesonanya. Dunia kini telah begitu berubah" (hal.35). 

Penutup

Dalam buku ini, Jostein menyadarkan kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan demi masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita. Kita adalah generasi pertama yang mempengaruhi iklim di bumi, dan pada saatnya generasi yang sama adalah generasi terakhir yang tidak mau membayar keharusan harganya. Sungguh menyakitkan Anna, karena bukanlah alam yang membunuh, tetapi kita sendiri, manusia (hal 241).

Jutaan spesies masih terancam oleh bahaya besar. Kejadian menakutkan akan menghampiri bumi. Namun, belum terlambat untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bumi ini. Dunia ini bisa kembali mendapatkan kesempatan apabila kita kembali berperan aktif untuk menyelamatkan semesta.

Posting Komentar

0 Komentar