Jalaluddin Rakhmat atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Kang Jalal’ adalah salah satu cendekiawan Indonesia. Puluhan buku, bahkan ribuan tulisannya telah tersebar di dunia literasi Indonesia. Sebenarnya, Kang Jalal ini dikenal masyarakat sebagai tokoh Syiah Indonesia dengan ditandai sebagai ketua IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait) Indonesia. Tapi itu hanya bagian kecil dari sisi kang jalal. Bagi saya, Kang Jalal adalah seorang intelektual yang mencerdaskan bangsa. Jika teman-teman mendalami pemikiran beliau melalui buku-bukunya yang sangat komunikatif dan mencerahkan, maka tak berlebih jika beliau dikatakan sebagai pemikir yang mencerahkan.
Ilmu yang beliau dalami bermacam-macam, dimulai dari ilmu komunikasi, psikologi, teologi, tasawuf, sampai kepada sains (neurosains). Bukti dari beliau mulai merambah mendalami sains yaitu ketika terbitnya buku yang berjudul ‘Belajar Cerdas, Belajar Berbasiskan Otak’ pada tahun 2010. Ini membuktikan bahwa selain beliau produktif, ia juga up to date terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Richard W. Oliver (1998) dalam The Shape of Thing to Come mengatakan bahwa abad 21 adalah era Brain, Mind and Neuroscience. Mari kita membincang isi buku ini.
Buku ini berjumlah 282 halaman dan terdiri dari empat bab berturut-turut dimulai dengan Otak Anda yang Menakjubkan, Cerdas dengan Makanan, Cerdas dengan Gerakan, hingga Cerdas dengan Pengayaan. Buku ini dimulai dengan sebuah doa yang sangat indah:
Ya Allah, Sehatkan tubuhku, Cerdaskan otakku, Bersihkan hatiku, Indahkan akhlakku. Doa ini adalah “doa kebangsaan” di SMA Plus Muthahhari yang didirikan oleh Kang Jalal. Doa ini dibaca oleh setiap siswa ketika memulai pelajaran. Doa ini sangat lengkap berisi keinginan dan harapan yang luhur dari seorang manusia. Bertubuh sehat, berotak cerdas, berhati bersih, dan berakhlak indah.
Jika kita ingin tubuh yang sehat, maka berkonsultasi dengan dokter. Agar hatinya bersih dan akhlaknya indah kita bertanya kepada para ulama atau tokoh agama. Agar otak cerdas, kita berbicara dengan para guru. Sayang sekali, bila dokter mengerti betul tentang tubuh manusia, ulama paham sekali masalah hati, guru sama sekali tidak mengerti otak. Selama ini, otak –organ yang berpikir, merasa, dan belajar- tidak pernah dipertimbangkan oleh para pendidik, kata Kang Jalal. Inilah yang menjadi alasan utama lahirnya buku ini.
Otak Anda yang Menakjubkan
Jika ginjal Anda rusak, Anda dapat menggantinya dengan menanamkan ginjal orang lain pada tubuh Anda dan Anda masih tetap Anda yang dahulu. Karena ginjalnya Anda beli di India, mungkin tubuh Anda mendadak berbulu subur; tetapi Anda tidak akan serta merta berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen India, apalagi fasih berbahasa Hindi dan Urdu.
Jika jantung orang Cina ditransplantasikan ke dalam dada Anda, bisa jadi Anda merasa lega. Dada Anda tidak sakit lagi dan napas Anda pun tidak sesak lagi. Tetapi Anda tidak akan tiba-tiba menyapa saya “Ni haw ma?” dengan intonasi yang benar. Anda masih tetap Anda yang dahulu, sebelum operasi jantung.
Sekiranya otak Anda rusak dan dicangkokkan otak Rocky Gerung di bawah batok kepala Anda, maka Anda menjadi Rocky Gerung. Pikiran dan semua hal yang mencirikan Rocky Gerung, selain fisik, telah ada dalam diri Anda. Anda menjadi Rocky Gerung. Transplantasi otak telah mengubah diri Anda.
Otak adalah salah satu keajaiban dunia. Dari berbagai fungsinya yang telah menciptakan peradaban, ternyata pemanfaatan kecerdasan otak masih belum maksimal, bahkan masih ada mitos-mitos tentang otak yang bertahan di masyarakat. Pertama, menganggap bahwa kecerdasan adalah turunan dari orang tua (genetik). Artinya kecerdasan seseorang ditentukan dari seberapa cerdas orang tuanya, padahal kecerdasan itu ditentukan dari banyaknya koneksi antar neuron karena proses pengayaan dan pengaruh lingkungan. Kedua, usia merusak otak. Padahal berdasarkan penelitian para ahli, yang menyebabkan rusaknya otak adalah radikal bebas dan ketiadaan rangsangan secara berkala (tidak pernah dioptimalkan dengan proses belajar sepanjang waktu). Otak bekerja berdasarkan prinsip ‘use it, or lose it’. Otak seperti otot, semakin dilatih, maka semakin berkembang.
Cerdas dengan Makanan
Semua makanan yang baik buat otak itu kita sebut “brain booster”, pengungkit otak. Semua makanan yang merusak otak kita sebut “brain buster”, penghancur otak. Sebelum masuk ke jenis makanan yang dimaksud dan membicarakan pengaruh makanan pada otak, mari kita berkenalan dulu dengan neurotransmitter dan peranannya dalam faal sel-sel otak.
Aktor yang paling berperan dalam “film” otak yakni, neuron. Satu neuron, besarnya satu per seratus ukuran titik di ujung kalimat, dan memiliki puluhan ribu cabang di ujungnya. Cabang-cabang itu disebut dendrite (bahasa Yunani, “pohon”). Dendrit menerima impuls listrik dari neuron yang lain dan mengirimkannya melalui serat panjang yang disebut akson. Akson dikelilingi oleh mielin. Mielin meningkatkan kecepatan transmisi impuls dan mengalirkan impuls listrik dari badan sel, ke ujung akson. Pada ujung akson yang membentuk sinapsis, impuls itu berhenti. Pekerjaan selesai. Pekerjaan selanjutnya dilakukan oleh molekul kimia yang meloncat menyeberangi celah sinapsis untuk diterima oleh penerima khusus pada neuron berikutnya. Molekul-molekul kimia itu disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter yang menyampaikan pikiran dan perasaan kita ke seluruh jaringan saraf, mengubah-ubah kita setiap mikrodetik. Inilah esensi memori, kecerdasan, kreativitas, dan mood. Neurotransmiter memiliki jenis dan fungsi yang berbeda, contohnya norepinephrin (noradrenalin) berfungsi sebagai printer yang merekam informasi dalam memori jangka panjang dan membantu mengembangkan sinapsis baru yang berhubungan dengan memori. Endorphin berfungsi sebagai penenang dan penghilang rasa. Serotonin berfungsi memberikan efek rileks dan tenang.
Serotonin seperti yang disebutkan di atas adalah salah satu jenis neurotransmiter yang mengatur kerja otak. Jika serotonin di otak Anda menurun, Anda akan mengalami depresi. Agar Anda riang kembali, tingkatkan serotonin Anda. Caranya: makan makanan yang meningkatkan serotonin seperti cokelat, minyak ikan, vitamin B6, di samping berolahraga dan latihan-latihan fisik lainnya.
Ikan dan minyak ikan adalah makanan yang baik bagi perkembangan otak karena mengandung omega-3. Omega-3 disebut juga sebagai asam lemak esensial. Jika ingin tetap sehat, maka harus mengkonsumsinya. Omega-3 juga terdapat dalam daging rusa, daging kerbau, minyak canola, minyak zaitun, dan sayuran hijau atau dari hasil kerja tubuh mengolah sebagian asam lemak dari kacang, sayuran dan daging yang tidak berlemak.
Selain omega-3, otak juga membutuhkan omega-6 yang diperoleh dari jagung, kedelai, sereal, telur, kebanyakan minyak goreng dan makanan cepat saji. Perbandingan yang ideal antara omega-3 dan omega-6 adalah 1 : 1. Namun pada makanan modern, perbandingan itu sudah sampai pada tingkat yang menakutkan 50 : 1.
Cerdas dengan Gerakan
“Gerakan adalah pintu menuju pembelajaran,” tulis Paul E. Dennison. Semakin kita memperhatikan hubungan timbal balik yang rumit antara otak dan tubuh, semakin jelas muncul satu hal: gerakan sangatlah penting bagi pembelajaran. Gerakan membangkitkan dan mengaktifkan kapasitas mental kita. Gerakan menyatukan dan menarik informasi-informasi baru ke dalam jaringan neuron kita. Gerakan sangat vital bagi semua tindakan untuk mewujudkan dan mengungkapkan pembelajaran kita, pemahaman kita, dan diri kita.
Setiap kali kita bergerak dalam cara yang teratur dan halus, otak akan diaktifkan secara penuh dan integrasi terjadi, pintu kepada pembelajaran terbuka dengan alami. Howard Gardner, Jean Ayres, Rudolph Steiner, Maria Kephardt dan para pembaharu ternama lainnya dalam dunia pendidikan telah menekankan pentingnya gerakan dalam proses pembelajaran.
Howard Gardner dalam paparannya tentang Bodily-Kinesthetic Intelligence: gambaran tentang penggunaan tubuh sebagai salah satu kecerdasan mungkin pada awalnya cukup mengejutkan. Terdapat jurang yang lebar dalam tradisi kultural kita antara kegiatan penalaran, pada satu sisi dan kegiatan jasmaniah kita yang diwujudkan dalam tubuh, pada sisi yang lain. Pemisahan antara yang “mental” dan “jasmaniah” seringkali diiringi dengan gagasan bahwa apa yang kita lakukan dengan tubuh kita adalah kurang istimewa, kurang utama dari kegiatan-kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan lebih banyak oleh penggunaan bahasa, logika, atau sistem simbolik lain yang relatif abstrak.
Ketika kita membicarakan apa yang kita telah pelajari, gerakan fisik akan menginternalisasikan dan memadatkannya dalam jaringan saraf. Itulah sebabnya, setelah mempresentasikan materi baru di kelas, sebaiknya Anda meminta murid-murid Anda untuk memegang seseorang dan berbagi secara verbal tentang bagaimana mereka memahami materi baru ini secara personal.
Sebagian besar orang memiliki kecenderungan untuk berpikir lebih baik dan lebih bebas bila melakukan kegiatan fisik yang memerlukan konsentrasi rendah secara berulang kali. Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka berpikir lebih baik saat berenang, berjalan santai, saat bercukur atau menggerakan kaki atau pulpen ketika belajar. Ternyata hal ini memiliki landasan biologisnya. Menurut ahli sains saraf, dua daerah pada otak yang sebelumnya dianggap hanya mengendalikan gerakan otot yaitu basal ganglia dan serebelum, ternyata juga penting dalam mengoordinasikan pikiran. Daerah-daerah ini dihubungkan dengan lobus frontal, tempat terjadinya perencanaan dan penyusunan kegiatan di masa yang akan datang.
Penelitian mutakhir membantu menjelaskan bagaimana gerakan secara langsung bermanfaat kepada sistem saraf. Kegiatan otot, terutama kegiatan yang terkoordinasi, tampak menstimulasi produksi neurotrophin, substansi alami yang merangsang pertumbuhan sel-sel saraf dan meningkatkan jumlah koneksi saraf dalam otak. Penelitian terhadap hewan membuktikan hal ini. Di sebuah penelitian di University of California, Carl Cotman menemukan bahwa tikus yang berlari dalam jentera di kandangnya, memiliki lebih banyak neurotrophin ketimbang tikus yang tak banyak bergerak.
Cerdas dengan Pengayaan
Secara singkat, pengayaan adalah upaya untuk mengembangkan jaringan-jaringan neuron yang baru atau menghidupkan kembali fungsi-fungsi neural yang hilang. Dengan pengayaan, secara sistematis kita memodifikasi lingkungan; lalu lingkungan mengubah struktur otak. Gerald Edelman, neurolog pemenang hadiah Nobel dan kepala The Neurological Institute di the Scripps Clinic, La Jolla, California, memperkenalkan teori Neural Darwinism yang menjadi basis untuk melakukan program pengayaan (enrichment).
Neural Darwinism adalah teori yang menjelaskan bahwa otak memang harus plastis (lentur), yakni harus berubah ketika lingkungan dan pengalaman berubah. Itulah sebabnya mengapa kita bisa memperoleh (learn) dan juga bisa menghilangkan pelajaran (unlearn). Teori inilah yang mendasari dua buah mantra dalam buku ini; “Neurons that fire together, wire together”. Berarti bahwa makin sering kita mengulangi tindakan dan pikiran yang sama, makin kuat kita membentuk koneksi-koneksi tertentu dan makin kukuh sirkuit saraf di dalam otak untuk tindakan tersebut. “Use it or lose it” menjadi akibat logis: jika kita tidak melatih sirkuit otak kita, koneksi tidak akan sesuai lagi dengan lingkungan, perlahan-lahan akan melemah dan akhirnya hilang.
Rentangan lingkungan yang diperkaya bagi manusia tidak terbatas. Bagi sebagian orang, berinteraksi dengan objek sudah menyenangkan; bagi yang lain, memperoleh informasi sangat memuaskan; dan bagi yang lainnya lagi, bekerja dengan pikiran-pikiran kreatif sangat membahagiakan. Tetapi apapun jenis pengayaan, tantangan yang dihadapi sel-sel otak itulah yang penting. Salah satu cara yang memastikan kesinambungan pengayaan adalah mempertahankan rasa ingin tahu sepanjang hidup kita. Selalu bertanya tentang diri Anda dan orang lain dan pada gilirannya mencari jawabannya akan memberikan tantangan terus menerus pada sel-sel otak.
Ilmu yang beliau dalami bermacam-macam, dimulai dari ilmu komunikasi, psikologi, teologi, tasawuf, sampai kepada sains (neurosains). Bukti dari beliau mulai merambah mendalami sains yaitu ketika terbitnya buku yang berjudul ‘Belajar Cerdas, Belajar Berbasiskan Otak’ pada tahun 2010. Ini membuktikan bahwa selain beliau produktif, ia juga up to date terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Richard W. Oliver (1998) dalam The Shape of Thing to Come mengatakan bahwa abad 21 adalah era Brain, Mind and Neuroscience. Mari kita membincang isi buku ini.
Buku ini berjumlah 282 halaman dan terdiri dari empat bab berturut-turut dimulai dengan Otak Anda yang Menakjubkan, Cerdas dengan Makanan, Cerdas dengan Gerakan, hingga Cerdas dengan Pengayaan. Buku ini dimulai dengan sebuah doa yang sangat indah:
Ya Allah, Sehatkan tubuhku, Cerdaskan otakku, Bersihkan hatiku, Indahkan akhlakku. Doa ini adalah “doa kebangsaan” di SMA Plus Muthahhari yang didirikan oleh Kang Jalal. Doa ini dibaca oleh setiap siswa ketika memulai pelajaran. Doa ini sangat lengkap berisi keinginan dan harapan yang luhur dari seorang manusia. Bertubuh sehat, berotak cerdas, berhati bersih, dan berakhlak indah.
Jika kita ingin tubuh yang sehat, maka berkonsultasi dengan dokter. Agar hatinya bersih dan akhlaknya indah kita bertanya kepada para ulama atau tokoh agama. Agar otak cerdas, kita berbicara dengan para guru. Sayang sekali, bila dokter mengerti betul tentang tubuh manusia, ulama paham sekali masalah hati, guru sama sekali tidak mengerti otak. Selama ini, otak –organ yang berpikir, merasa, dan belajar- tidak pernah dipertimbangkan oleh para pendidik, kata Kang Jalal. Inilah yang menjadi alasan utama lahirnya buku ini.
Otak Anda yang Menakjubkan
Jika ginjal Anda rusak, Anda dapat menggantinya dengan menanamkan ginjal orang lain pada tubuh Anda dan Anda masih tetap Anda yang dahulu. Karena ginjalnya Anda beli di India, mungkin tubuh Anda mendadak berbulu subur; tetapi Anda tidak akan serta merta berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen India, apalagi fasih berbahasa Hindi dan Urdu.
Jika jantung orang Cina ditransplantasikan ke dalam dada Anda, bisa jadi Anda merasa lega. Dada Anda tidak sakit lagi dan napas Anda pun tidak sesak lagi. Tetapi Anda tidak akan tiba-tiba menyapa saya “Ni haw ma?” dengan intonasi yang benar. Anda masih tetap Anda yang dahulu, sebelum operasi jantung.
Sekiranya otak Anda rusak dan dicangkokkan otak Rocky Gerung di bawah batok kepala Anda, maka Anda menjadi Rocky Gerung. Pikiran dan semua hal yang mencirikan Rocky Gerung, selain fisik, telah ada dalam diri Anda. Anda menjadi Rocky Gerung. Transplantasi otak telah mengubah diri Anda.
Otak adalah salah satu keajaiban dunia. Dari berbagai fungsinya yang telah menciptakan peradaban, ternyata pemanfaatan kecerdasan otak masih belum maksimal, bahkan masih ada mitos-mitos tentang otak yang bertahan di masyarakat. Pertama, menganggap bahwa kecerdasan adalah turunan dari orang tua (genetik). Artinya kecerdasan seseorang ditentukan dari seberapa cerdas orang tuanya, padahal kecerdasan itu ditentukan dari banyaknya koneksi antar neuron karena proses pengayaan dan pengaruh lingkungan. Kedua, usia merusak otak. Padahal berdasarkan penelitian para ahli, yang menyebabkan rusaknya otak adalah radikal bebas dan ketiadaan rangsangan secara berkala (tidak pernah dioptimalkan dengan proses belajar sepanjang waktu). Otak bekerja berdasarkan prinsip ‘use it, or lose it’. Otak seperti otot, semakin dilatih, maka semakin berkembang.
Cerdas dengan Makanan
Semua makanan yang baik buat otak itu kita sebut “brain booster”, pengungkit otak. Semua makanan yang merusak otak kita sebut “brain buster”, penghancur otak. Sebelum masuk ke jenis makanan yang dimaksud dan membicarakan pengaruh makanan pada otak, mari kita berkenalan dulu dengan neurotransmitter dan peranannya dalam faal sel-sel otak.
Aktor yang paling berperan dalam “film” otak yakni, neuron. Satu neuron, besarnya satu per seratus ukuran titik di ujung kalimat, dan memiliki puluhan ribu cabang di ujungnya. Cabang-cabang itu disebut dendrite (bahasa Yunani, “pohon”). Dendrit menerima impuls listrik dari neuron yang lain dan mengirimkannya melalui serat panjang yang disebut akson. Akson dikelilingi oleh mielin. Mielin meningkatkan kecepatan transmisi impuls dan mengalirkan impuls listrik dari badan sel, ke ujung akson. Pada ujung akson yang membentuk sinapsis, impuls itu berhenti. Pekerjaan selesai. Pekerjaan selanjutnya dilakukan oleh molekul kimia yang meloncat menyeberangi celah sinapsis untuk diterima oleh penerima khusus pada neuron berikutnya. Molekul-molekul kimia itu disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter yang menyampaikan pikiran dan perasaan kita ke seluruh jaringan saraf, mengubah-ubah kita setiap mikrodetik. Inilah esensi memori, kecerdasan, kreativitas, dan mood. Neurotransmiter memiliki jenis dan fungsi yang berbeda, contohnya norepinephrin (noradrenalin) berfungsi sebagai printer yang merekam informasi dalam memori jangka panjang dan membantu mengembangkan sinapsis baru yang berhubungan dengan memori. Endorphin berfungsi sebagai penenang dan penghilang rasa. Serotonin berfungsi memberikan efek rileks dan tenang.
Serotonin seperti yang disebutkan di atas adalah salah satu jenis neurotransmiter yang mengatur kerja otak. Jika serotonin di otak Anda menurun, Anda akan mengalami depresi. Agar Anda riang kembali, tingkatkan serotonin Anda. Caranya: makan makanan yang meningkatkan serotonin seperti cokelat, minyak ikan, vitamin B6, di samping berolahraga dan latihan-latihan fisik lainnya.
Ikan dan minyak ikan adalah makanan yang baik bagi perkembangan otak karena mengandung omega-3. Omega-3 disebut juga sebagai asam lemak esensial. Jika ingin tetap sehat, maka harus mengkonsumsinya. Omega-3 juga terdapat dalam daging rusa, daging kerbau, minyak canola, minyak zaitun, dan sayuran hijau atau dari hasil kerja tubuh mengolah sebagian asam lemak dari kacang, sayuran dan daging yang tidak berlemak.
Selain omega-3, otak juga membutuhkan omega-6 yang diperoleh dari jagung, kedelai, sereal, telur, kebanyakan minyak goreng dan makanan cepat saji. Perbandingan yang ideal antara omega-3 dan omega-6 adalah 1 : 1. Namun pada makanan modern, perbandingan itu sudah sampai pada tingkat yang menakutkan 50 : 1.
Cerdas dengan Gerakan
“Gerakan adalah pintu menuju pembelajaran,” tulis Paul E. Dennison. Semakin kita memperhatikan hubungan timbal balik yang rumit antara otak dan tubuh, semakin jelas muncul satu hal: gerakan sangatlah penting bagi pembelajaran. Gerakan membangkitkan dan mengaktifkan kapasitas mental kita. Gerakan menyatukan dan menarik informasi-informasi baru ke dalam jaringan neuron kita. Gerakan sangat vital bagi semua tindakan untuk mewujudkan dan mengungkapkan pembelajaran kita, pemahaman kita, dan diri kita.
Setiap kali kita bergerak dalam cara yang teratur dan halus, otak akan diaktifkan secara penuh dan integrasi terjadi, pintu kepada pembelajaran terbuka dengan alami. Howard Gardner, Jean Ayres, Rudolph Steiner, Maria Kephardt dan para pembaharu ternama lainnya dalam dunia pendidikan telah menekankan pentingnya gerakan dalam proses pembelajaran.
Howard Gardner dalam paparannya tentang Bodily-Kinesthetic Intelligence: gambaran tentang penggunaan tubuh sebagai salah satu kecerdasan mungkin pada awalnya cukup mengejutkan. Terdapat jurang yang lebar dalam tradisi kultural kita antara kegiatan penalaran, pada satu sisi dan kegiatan jasmaniah kita yang diwujudkan dalam tubuh, pada sisi yang lain. Pemisahan antara yang “mental” dan “jasmaniah” seringkali diiringi dengan gagasan bahwa apa yang kita lakukan dengan tubuh kita adalah kurang istimewa, kurang utama dari kegiatan-kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan lebih banyak oleh penggunaan bahasa, logika, atau sistem simbolik lain yang relatif abstrak.
Ketika kita membicarakan apa yang kita telah pelajari, gerakan fisik akan menginternalisasikan dan memadatkannya dalam jaringan saraf. Itulah sebabnya, setelah mempresentasikan materi baru di kelas, sebaiknya Anda meminta murid-murid Anda untuk memegang seseorang dan berbagi secara verbal tentang bagaimana mereka memahami materi baru ini secara personal.
Sebagian besar orang memiliki kecenderungan untuk berpikir lebih baik dan lebih bebas bila melakukan kegiatan fisik yang memerlukan konsentrasi rendah secara berulang kali. Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka berpikir lebih baik saat berenang, berjalan santai, saat bercukur atau menggerakan kaki atau pulpen ketika belajar. Ternyata hal ini memiliki landasan biologisnya. Menurut ahli sains saraf, dua daerah pada otak yang sebelumnya dianggap hanya mengendalikan gerakan otot yaitu basal ganglia dan serebelum, ternyata juga penting dalam mengoordinasikan pikiran. Daerah-daerah ini dihubungkan dengan lobus frontal, tempat terjadinya perencanaan dan penyusunan kegiatan di masa yang akan datang.
Penelitian mutakhir membantu menjelaskan bagaimana gerakan secara langsung bermanfaat kepada sistem saraf. Kegiatan otot, terutama kegiatan yang terkoordinasi, tampak menstimulasi produksi neurotrophin, substansi alami yang merangsang pertumbuhan sel-sel saraf dan meningkatkan jumlah koneksi saraf dalam otak. Penelitian terhadap hewan membuktikan hal ini. Di sebuah penelitian di University of California, Carl Cotman menemukan bahwa tikus yang berlari dalam jentera di kandangnya, memiliki lebih banyak neurotrophin ketimbang tikus yang tak banyak bergerak.
Cerdas dengan Pengayaan
Secara singkat, pengayaan adalah upaya untuk mengembangkan jaringan-jaringan neuron yang baru atau menghidupkan kembali fungsi-fungsi neural yang hilang. Dengan pengayaan, secara sistematis kita memodifikasi lingkungan; lalu lingkungan mengubah struktur otak. Gerald Edelman, neurolog pemenang hadiah Nobel dan kepala The Neurological Institute di the Scripps Clinic, La Jolla, California, memperkenalkan teori Neural Darwinism yang menjadi basis untuk melakukan program pengayaan (enrichment).
Neural Darwinism adalah teori yang menjelaskan bahwa otak memang harus plastis (lentur), yakni harus berubah ketika lingkungan dan pengalaman berubah. Itulah sebabnya mengapa kita bisa memperoleh (learn) dan juga bisa menghilangkan pelajaran (unlearn). Teori inilah yang mendasari dua buah mantra dalam buku ini; “Neurons that fire together, wire together”. Berarti bahwa makin sering kita mengulangi tindakan dan pikiran yang sama, makin kuat kita membentuk koneksi-koneksi tertentu dan makin kukuh sirkuit saraf di dalam otak untuk tindakan tersebut. “Use it or lose it” menjadi akibat logis: jika kita tidak melatih sirkuit otak kita, koneksi tidak akan sesuai lagi dengan lingkungan, perlahan-lahan akan melemah dan akhirnya hilang.
Rentangan lingkungan yang diperkaya bagi manusia tidak terbatas. Bagi sebagian orang, berinteraksi dengan objek sudah menyenangkan; bagi yang lain, memperoleh informasi sangat memuaskan; dan bagi yang lainnya lagi, bekerja dengan pikiran-pikiran kreatif sangat membahagiakan. Tetapi apapun jenis pengayaan, tantangan yang dihadapi sel-sel otak itulah yang penting. Salah satu cara yang memastikan kesinambungan pengayaan adalah mempertahankan rasa ingin tahu sepanjang hidup kita. Selalu bertanya tentang diri Anda dan orang lain dan pada gilirannya mencari jawabannya akan memberikan tantangan terus menerus pada sel-sel otak.

0 Komentar